kembang sepatu kembang terindah...

Sunday, August 5, 2007

Ternyata...............

Tentang Silvio. Sepeda saya. Hari ini, jam 11 pagi saya dapat kabar dari Kutil, kalau Silvio, sepeda saya nggak ada. Saya memang tidak setiap hari membawa sepeda ke rumah. Dan kalau tidak dibawa, sepeda itu adanya di tempat sepeda di kantor. Saya langsung mengira, pastilah Ari atau Hans yang ada di kantor yang pinjem sepeda saya. Tapi ternyata, mereka 'ada pada tempatnya". Nggak kemana-mana.

"Sasaran" saya langsung ke Kiki. Mungkin Kiki sedang sibuk cari kos barunya naek sepeda saya. Maklum deh, si Silvio, sepeda saya, lumayan enak untuk dinaiki. Dia city bike yang punya gigi. Jadi nggak masalah kalau harus melewati tanjakan. Kiki saya sms. Lumayan lama nunggu jawabannya, sekitar jam 3 siang Kiki menelphone saya dari kantor. Silvio nggak sama dia. Kiki malah tadi malam pulangnya nggak naik sepedanya, dan siang ini dia ke kantor naik becak. Saya mulai gelisah.

Wah, mungkin Cicil yang pinjem. Saya langsung sms Cicil. Nggak lama kemudian, jawaban Cicil adalah juga : tidak. Malah kemudian dia menelphone saya untuk menanyakan lebih detil lagi. Sekarang saya mulai panik.

Kiki menelphone saya. Dia sudah cek ke garasi, tapi sepeda saya juga nggak ada disitu. Pak Hebo, penjaga kantor juga kebingungan, karena menurutnya tidak mungkin ada pencuri yang masuk kantor. Kutil juga sibuk mencari.

Selanjutnya Kiki menelphone Dian, yang sebenarnya sudah pasti tidak bersama Silvio. Karena tadi malam, Dian pulang dengan suaminya Eko, naik mobil. Dan tadi pagi Dian kerumah saya untuk ambil kamera digital, dan tidak cerita apa-apa soal sepeda saya.

Terakhir saya mencoba meng-sms Udin. Walaupun saya tahu, kemungkinannya kecil Udin meminjam. Tapi ya namanya mencoba tanya. Saya mulai panik dan sedih. Aduh, masak sih sepeda saya hilang? Pikiran saya dan Abu sudah macam-macam. Wah, mungkin saya kurang amal ya, sampai barang saya hilang.
Nggak terasa saya mulai merasa sedih. Sepeda itu untuk saya lumayan berharga. Dan rasanya nggak mungkin saya di Jogja tanpa sepeda. Masak saya harus mengorek tabungan saya lagi untuk beli sepeda baru? Cepat-cepat saya menuju kantor. Tapi untuk menenangkan diri, saya dan Abu makan dulu di restoran padang Duta Minang.

Sedang makan, Kiki telphone. Katanya sepeda saya ada kok...... Hah? aduh, sukur deh. Tapi selama ini dia dimana???

Selanjutnya Ari menelphone. Kata Ari, tadi malam dia beli rokok di warung yang dekeeeet sekali dengan kantor naik Silvio. Tapi karena lupa atau nggak biasa naik sepeda, waktu dia selesai beli rokok, dia dengan tenang jalan kaki aja ke kantor. Lupa kalau dia tadi naik sepeda. Jadi Silvio semaleman di warung, dan disimpan oleh seorang Bapak disitu di dalam garasinya.

Hahaha...saya pengen ketawa dengernya. Sambil nggak habis pikir sama Ari yang masih muda tapi sudah pikun... :) Aripun baru ingat kalau dia ninggalin sepeda di warung, setelah sebelumnya Pak Hebo berusaha merekonstruksi semua kegiatan orang-orang di kantor semalem. Pak Hebo juga yakin banget kalau tidak mungkin ada orang atau maling yang masuk ke kantor. Makanya dia berusaha membantu ingatan teman-teman saya yang mulai 'terganggu'.

Saya sampai di kantor jam 5 sore. Dan Silvio sudah ada di sana. Saya peluk dia. Sambil cemberut ke Ari. Tapi akhirnya tersenyum. Yah...kalau lupa mau apa lagi kan?

Yang saya lakukan selanjutnya adalah meng-sms Cicil, Dian dan Udin untuk memberitahu mereka bahwa Silvio udah ada. Biar pada nggak ikutan panik juga kan.........

Ternyata........ Ari.....Ari..........

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Silvio parkir di depan warung jamu

2 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home